MY BLOG

A m a t e u r B l o g Y a n g d i K e m b a n g k a n S e c a r a K e t i d a k S e n g a j a a n radiradintan@yahoo.com

Selasa, 24 Mei 2011

TUGAS IBD 9


NAMA : RADINA DWI SATRIA
KELAS : 1IA09
NPM : 55410524

BAB IX (Manusia & Harapan)

Pengertian Manusia dan Harapan

Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan bergantung paa pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan yang maha esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintar. Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu : keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.

Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni ditengah suatu keluarga dan anggota masyarakat lainnya. Ada dua hal yang mendorong manusia hidup dalam pergaulan manusia lain yaitu dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.

Menurut Maslow sesuai dengan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.


Sebutkan Persamaan Harapan dan Cita-cita

Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan.


Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.

cita-cita merupakan Impian yang disertai dengan tindakan dan juga di berikan batas waktu. Jadi kalau kita bermimpi untuk menjadi netpreneur yang sukses, ya… harus di sertai tindakan jangan cuma berandai-andai saja. Serta jangan lupa di berikan target waktu sehingga kita punya timeline kapan hal tersebut kita inginkan terealiasasi.

Dari kecil kita pasti dinasehati oleh orangtua, guru ataupun buku untuk menggantungkan cita-cita setinggi langit. Semua itu memang benar karena dengan adanya cita-cita atau impian dalam hidup kita akan membuat kita semangat dan bekerja keras untuk menggapai kehidupan yang lebih baik di dunia.

Cita-cita yang baik adalah cita-cita yang dapat dicapai melalui kerja keras, kreativitas, inovasi, dukungan orang lain dan sebagainya. Khayalan hasil melamun cenderung tidak logis dan bersifat mubazir karena banyak waktu yang terbuang untuk menghayal yang tidak-tidak.

Dalam bercita-cita pun sebaiknya jangan terlalu mendetail dan fanatik karena kita bisa dibuat stres dan depresi jika tidak tercapai. Contoh adalah seseorang yang punya cita-cita jadi dokter. Ketika dia tidak masuk jurusan ipa dia stress, lalu gagal snmptn / spmb kedokteran dia stress, dan seterusnya.

Tidak semua orang bisa menentukan cita-cita. Jika tidak bisa menentukan cita-cita, maka bercita-citalah untuk menjadi orang yang berguna dan dicintai orang banyak dengan hidup yang berkecukupan. Untuk mendapatkan motivasi dalam mengejar cita-cita kita bisa mempelajari kisah sukses orang lain atau membaca atau melihat film motivasi hidup seperti laskar pelangi.
Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang. Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu: keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.


Sebutkan Penyebab Manusia Mempunyai Harapan

Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap Lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Doronngan Kodrat Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan sebagainya. Kodrat juga terdapat pada binatang, walau bagaimanapun juga besar sekali perbedaannya. Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawa dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bersama dengan manusia lain. Dengan Kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan. Dorongan kebutuhan hidup Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bermacam-macam keebutuhan hidup. Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain. Dengan adanya dorongan kodrat atau dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Kelangsungan hidup (survival) untuk melangsungkan hidupnya manusia membutuhkan sandang pangan dan papan. setiap bayi begitu lahir di bumi menangis, ia telah mengharapkan diberi makan/minum. Sandang, semula hanya berupa perlindungan/keamanan, untuk melindungi dirinya dari cuaca. Papan yang dimaksud adalah tempat tinggal atau rumah. Untuk mencukupi kebutuhan pangan, sandang dan papan itu, maka manusia sejak kecil telah mulai belajar. Keamanan seriap orang membutuhkan keamanan. Bila seorang telah menginjak dewasa, sehingga sudah saatnya Hak dan Kewajiban mencuntai dan dicintai Tiap orang mempunyai hak dan kewajiban. Bila seorang telah menginjak dewasa, maka ia merasa sudah dewasa, sehingga sudah saatnya mempunyai harapan untuk dicintai dan mencintai. Status Setiap manusia membutuhkan status.

Pengertian Kepercayaan

Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin atas kemampuan mereka sendiri serta memiliki pengharapan yang realistis, bahkan ketika harapan mereka tidak terwujud, mereka tetap berpikiran positif dan dapat menerimanya.

Menurut Thantaway dalam Kamus istilah Bimbingan dan Konseling (2005:87), percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu sering menutup diri.

Kalau melihat ke literatur lainnya, ada beberapa istilah yang terkait dengan persoalan pede/kepercayaan diri yaitu ada empat macam, yaitu :

1. Self-concept : bagaiman Anda menyimpulkan diri anda secara keseluruhan, bagaimana Anda melihat potret diri Anda secara keseluruhan, bagaimana Anda mengkonsepsikan diri anda secara keseluruhan.

2. Self-esteem : sejauh mana Anda punya perasaan positif terhadap diri Anda, sejauhmana Anda punya sesuatu yang Anda rasakan bernilai atau berharga dari diri Anda, sejauh mana Anda meyakini adanya sesuatu yang bernilai, bermartabat atau berharga di dalam diri Anda.

3. Self efficacy : sejauh mana Anda punya keyakinan atas kapasitas yang Anda miliki untuk bisa menjalankan tugas atau menangani persoalan dengan hasil yang bagus (to succeed). Ini yang disebut dengan general self-efficacy. Atau juga, sejauhmana Anda meyakini kapasitas anda di bidang anda dalam menangani urusan tertentu. Ini yang disebut dengan specific self-efficacy.

4. Self-confidence: sejauhmana Anda punya keyakinan terhadap penilaian Anda atas kemampuan Anda dan sejauh mana Anda bisa merasakan adanya “kepantasan” untuk berhasil. Self confidence itu adalah kombinasi dari self esteem dan self-efficacy (James Neill, 2005)

Berdasarkan itu semua, kita juga bisa membuat semacam kesimpulan bahwa kepercayaan diri adalah kondisi mental atau psikologis seseorang, dimana individu dapat mengevaluasi keseluruhan dari dirinya sehingga memberi keyakinan kuat pada kemampuan dirinya untuk melakukan tindakan dalam mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya.


Sebutkan 3 Teori Kebenaran

Hubungan antara filsafat dengan ilmu yang dapat terintegrasi dalam filsafat ilmu, dimana filsafat mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan ilmu, menunjukan adanya keterbatasan ilmu dalam menjelaskan berbagai fenomena kehidupan. Disamping itu dilingkungan wilayah ilmu itu sendiri sering terjadi sesuatu yang dianggap benar pada satu saat ternyata disaat lain terbukti salah, sehingga timbul pertanyaan apakan kebenaran ilmu itu sesuatu yang mutlak ?, dan apakah seluruh persoalan manusia dapat dijelaskan oleh ilmu ?. pertanyaan-pertanyaan tersebut sebenarnya menggambarkan betapa terbatasnya ilmu dalam mengungkap misteri kehidupan serta betapa tentatifnya kebenaran ilmu.
Untuk menjawab pertanyaan di atas, ada baiknya diungkapkan pendapat para akhli berkaitan dengan keterbatasan ilmu, para akhli tersebut antara lain adalah :

1. Jean Paul Sartre menyatakan bahwa ilmu bukanlah sesuatu yang sudah selesai terfikirkan, sesuatu hal yang tidak pernah mutlak, sebab selalu akan disisihkan oleh hasil-hasil penelitian dan percobaan baru yang dilakukan dengan metode-metode baru atau karena adanya perlengkapan-perlengkapan yang lebih sempurna, dan penemuan baru tiu akan disisihkan pula oleh akhli-akhli lainnya.

2. D.C Mulder menyatakan bahwa tiap-tiap akhli ilmu menghadapi soal-soal yang tak dapat dipecahkan dengan melulu memakai ilmu itu sendiri, ada soal-soal pokok atau soal-soal dasar yang melampaui kompetensi ilmu, misalnya apakah hukum sebab akibat itu ?, dimanakah batas-batas lapangan yang saya selidiki ini?, dimanakah tempatnya dalam kenyataan seluruhnya ini?, sampai dimana keberlakuan metode yang digunakan?. Jelaslah bahwa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut ilmu memerlukan instansi lain yang melebihi ilmu yakni filsafat.

3. Harsoyo menyatakan bahwa ilmu yang dimiliki umat manusia dewasa ini belumlah seberapa dibandingkan dengan rahasia alam semesta yang melindungi manusia. Ilmuwan-ilmuwan besar biasanya diganggu oleh perasaan agung semacam kegelisahan batin untuk ingin tahu lebih banyak, bahwa yang diketahui itu masih meragu-ragukan, serba tidak pasti yang menyebabkan lebih gelisah lagi, dan biasanya mereka adalah orang-orang rendah hati yang makin berisi makin menunduk. Selain itu Harsoyo juga mengemukakan bahwa kebenaran ilmiah itu tidaklah absolut dan final sifatnya. Kebenaran-kebenaran ilmiah selalu terbuka untuk peninjauan kembali berdasarkan atas adanya fakta-fakta baru yang sebelumnya tidak diketahui.

Sebutkan 4 Kepercayaan

Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
1. Kepercayaan pada din sendiri
2. Kepercayaan kepada orang lain
3. Kepercayaan kepada pemerintah
4. Kepercayaan kepada Tuhan

Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya. Usaha itu bergantung kepada pribadi kondisi, situasi, dan lingkungan. Usaha itu antara lain :
a) meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah
b) meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat
c) meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong, dennawan, dan sebagainya
d) mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan
e) menekan perasaan negatif seperti iri, dengki, fiinah, dan sebagainya


Sebutkan Usaha-usaha Manusia Untuk Meningkatkan Rasa Percaya Kepada Tuhan

Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :

· Kepercayaan Pada Diri Sendiri

Kepercayaan kepada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya kepada diri sendiri pada hakekatnya adalah kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

· Kepercayaan Kepada Orang Lain



Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya kepada terhadap kata hatinya, atau terhadap kebenarannya.Karena ada ucapan yang berbunyi ” orang dipercaya karena ucapannya”.

·Kepercayaan Kepada Pemerintah

Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, dan milik rakyat. Rakyat adalah negara dan rakyat itu menjelma pada negara. Seseorang mempunyai arti hanya dalam masyarakat, dan negara. Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, sehingga kedaulatan mutlak pada negara. Satu-satunya yang mempunyai hak adalah negara. Manusia perseorangan tidak mempunyai hak, tetapi hanya kewajiban.

Karena itu jelaslah bagi kita, baik teori maupun pandangan teokratis atau demokratis negara pemerintah itu benar,karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Sehingga wajar jika manusia sebagai warga negara percaya kepada negara dan pemerintah.

· Kepercayaan Kepada Tuhan

Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan itu amat penting karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan manusia dengan Tuhannya. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran adanya Tuhan. Oleh karena itu, jika manusia ingin memohon pertolongan kepadaNya, maka manusia harus percaya kepada Tuhan.



OPINI

Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni ditengah suatu keluarga dan anggota masyarakat lainnya. Ada dua hal yang mendorong manusia hidup dalam pergaulan manusia lain yaitu dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup. Disamping itu dilingkungan wilayah ilmu itu sendiri sering terjadi sesuatu yang dianggap benar pada satu saat ternyata disaat lain terbukti salah, sehingga timbul pertanyaan apakan kebenaran ilmu itu sesuatu yang mutlak ?, dan apakah seluruh persoalan manusia dapat dijelaskan oleh ilmu ?. pertanyaan-pertanyaan tersebut sebenarnya menggambarkan betapa terbatasnya ilmu dalam mengungkap misteri kehidupan serta betapa tentatifnya kebenaran ilmu. Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin atas kemampuan mereka sendiri serta memiliki pengharapan yang realistis, bahkan ketika harapan mereka tidak terwujud, mereka tetap berpikiran positif dan dapat menerimanya.


Selasa, 17 Mei 2011

Tugas IBD 8

NAMA : RADINA DWI SATRIA
KELAS : 1IA09
NPM : 55410524

BAB VIII (MANUSIA & KEGELISAHAN)

PENGERTIAN KEGELISAHAN

Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan menipakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa kawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.

Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak-gerik itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan mundar-mandir dalam ruang tertentu sambil menundukkan kepala; memandang jauh ke depan sambil mengepal-ngepalkan tangannya; duduk termenung sambil memegang kepalanya; duduk dengan wajah munmg atau sayu, malas bicara; dan lain-lain.

Kegelisahan menipakan salah satu elcspirsi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekawatiran ataupun ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, behwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tecapai.

Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan kenyataan (obyektit), kecemasan neorotfic dan kecemasan moril.


Menyebutkan 3 Macam Kecemasan yang Menimpa Manusia

Kecemasan neorotis (syaraf)

Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut Sigmund Freud, kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni :

(1) Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan. Kecemasan timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri, atau takut akan id-nya sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari seseorang yang gelisah, yang selalu mengira bahwa seseuatu yang hebat akan terjadi.

Kecemasan obyektif

Kecemasan tentang kenyataan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada dekat dengan benda-benda tertentu atau keadaan tertentu dari lingkungannya.

kecemasan moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang.Tiap pribadi memiliki
bennacam-macam emosi antara lain: hi, benci, dendam, dengki, marah, gelisah, cinta, rasa kurang.

Rasa iri, benci, dengki, dendam itu merupakan sebagian dari pemyataan individu secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat. Oleh karena itu sering alasan untuk iri, benci, dengki itu kurang dapat dipahami orang lain.

Sifat-sifat seperti itu adalah sifat yang tidak terpuji, bahkan mengakibatkan manusia akan merasa khawatir, takut, cemas, gelisah dan putus asa. Misalnya seseorang yang merasa dirinya kurang cantik, maka dalam pergaulannya ia terbatas kalau tidak tersisihkan, sementara itu ia pun tidak berprestasi dalam berbagai kegiatan, sehingga kawan-kawannya lebih dinilai sebagai lawan. Ketidakmampuannya menyamai kawan-kawannya demikian menimbulkan kecemasan moril.
Sebab-Sebab Orang Gelisah

1. Gelisah terhadap dosa-dosa dan pelanggaran ( yang telah dilakukan )
2. Gelisah terhadap hasil kerja ( tidak memenuhi kepuasan spiritual)
3. Takut akan kehilangan milik ( harta dan jabatan )
4. Takut menghadapi keadaan masa depan ( yang tidak disukai )

Apabila di kaji, sebab sebab orang gelisah adalah karena mereka takut kehilangan berbagai macam haknya seperti hak untuk hidup, hak milik, hak memperoleh perlindungan dan lain-lain.

Usaha-Usaha Mengatasi Kegelisahan



Mengatasi kegelisahan ini pertama-tama harus mulai dari kita sendiri, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga segala kesulitan kita atasi.

Contoh :
Dokter yang menghadapi istri dan anaknya yang sedang sakit, justru tidak dapat merasa tenang, karena ada ancaman terhadap haknya. Dokter tidak dapat berbuat apa-apa bila menghadapi keluarganya yang sakit, karena merasa khawatir. Dalam hal ini dokter itu harus bersikap seperti menghadapi pasien yang bukan keluarganya.
Untuk mengatasi kegelisahan yang paling ampuh kita memasrahkan diri kepada Tuhan. Kita pasrahkan nasib kita sepenuhnya kepadaNya, kita harus percaya bahwa Tuhanlah Maha kuasa, maha Pengasih, Maha penyanyang dan Maha Pengampun.

Pengertian Keterasingan

Keterasingan kadang dianggap kurang lebih sama dengan penyimpangan. Kita dapat mengatakan bahwa orang menyimpang itu, misalnya : “ siswa sekolah menengah pertama itu yang hobinya tauran”, adalah terasing dalam masyarakatnya, ia gagal mengidentifikasi diri mereka dengan masyarakatnya dan gagal menrima tanggung jawabnya sebagai anggota masyarakat. Maksudnya adalah ia terasing karena tidak bisa menyesuaikan diri dengan masyarakat. Dan orang - orang yang dapat menyesuaikan diri adalah orang orang yang patuh. Gambaran tentang penyimpangan itu adalah hal buruk kalau cara pandang kita terhadap penyimpangan atau keterasingan seperti ini.

Jika dilihat dari sudut peranan maka keterasingan hanya terjadi ketika orang orang terpaksa untuk menerima peranan peranan yang telah disiapkan oleh mereka dan mengajukan banyak kata tanay dalam dirinya, apakah system politik ini dapat memberikan keuntungan keuntungan yang mereka harapkan. Pengertian seperti ini berlawanan dengan pengertian keterasingan menurut tradisi Marx. Menurut tradisinya, masyarakat dimana setiap orang mau menyesesuaikan diri dengan peranan dalam system politik yang ada, setiap orang memenuhi tuntutan system tersebut, adalah justru suatu masyarakat terasing. Alasannya adalah karena dengan cara itu pelaksanaan kegiatan politik menjadi terpisahkan dari keputusan masing masing individu dan diserahkan pada mekanisme pelaksanaan yang impresional dari suatu system politik. Keterasingan terjadi saat system system tersebut berhadapan dengan orang sebagai kekuatan luar yang tidak dapat dikendalikan oleh system system tersebut.

Partai dilihat sebagai kekuatan yang impresional, berada diatas anggota anggotanya sebagai individu. Partai sebagai suatu organisasi adalah tidak lebih dari hubungan sosial antara anggota anggotanya. Marx menyebutkan keterasingan terdiri dari elemen yakni keterasingan pekerja dari produksi yang dihasilkannya, keterasingan pekerja dari produktifnya sehingga kegiatannya sendiri menjadi suatu kegiatan yang terasing sehingga tanpa disadari pekerja tersebut mengasingkan dari dirinya sendiri.


Pengertian Kesepian


Kesepian merupakan kondisi yang tidak menyenangkan, dan berdasarkan pengalaman berhubungan dengan tidak mencukupinya kebutuhan akan bentuk hubungan yang akrab atau intimasi (Sullivan dalam perlman & Peplau, 1982). Sermat (dalam Peplau & Perlman, 1982) berpendapat bahwa kesepian merupakan hasil dari interpretasi dan evaluasi individu terhadap hubungan sosial yang dianggap tidak memuaskan. Orang akan merasa kesepian bila intensitas hubungan social yang diharapkannya tidak sesuai atau kurang dari apa yang merupakan kenyataannya. Sedangkan Peplau dan Perlman (1982) mendifinisikan kesepian sebagai pengalaman yang tidak menyenangkan, yang terjadi ketika hubungan social individu tidak berjalan sesuai yang diharapkannya. Young (dalam Perlman & Peplau, 1982) menyatakan bahwa kesepian merupakan respon individu atas ketidakhadiran yang dirasa sangat penting dari social reinforcement.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kesepian adalah keadaan yang diakibatkan oleh perasaan tidak pernuhi kebutuhan keakraban, adanya hasil persepsi dan evaluasi hubungan social yang kurang memuaskan, dan kurang adanya reinforcement sosial. Karakteristik Kesepian Fromm-Reichman, Lopata, dan Young (dalam Yuniarti, 2002) menyebutkan karakteritik kesepian adalah sebagai berikut: tidak terpenuhinya kebutuhan akan keakraban, hasil persepsi dan evaluasi hubungan sosial yang kurang memuaskan, kurang adanya reinforcement sosial.

3 Penyebab Terjadinya Kesepian

a. Merasa sepi di tengah keramaian?

Apakah anda pernah merasa kesepian, padahal anda sedang di tengah keramaian, sedang berjalan-jalan di Mal, menghadiri suatu seminar, atau sedang sibuk bekerja dikejar dead line? Pernahkah anda merasa sendiri, tak ada teman untuk berbagi, atau betul-betul ingin lari dari situasi saat ini yang terasa menekan? Jika anda mempunyai perasaan seperti tersebut, berhati-hatilah, karena rasa kesepian dapat merusak kesehatan (Forum Keadilan, 2007).

Kesepian merupakan salah satu bentuk kesedihan. Kesepian menurut ilmu psikologi merupakan perasaan terkucil, penuh kesedihan karena merasa dirinya hanya hanya hidup seorang diri. Rasa sepi ini berasal dari hati, sehingga lingkungan pekerjaan yang sibuk dan teman-teman di sekelilingpun, tak akan mampu mengusir rasa sepi (Forum Keadilan, 2007). Selanjutnya dijelaskan pula, bahwa rasa kesepian ini banyak melanda wanita karir dan profesional muda.

b. Kesepian dilihat dari sudut kesehatan.

Dalam ilmu psikoterapi, hanya ada satu penyebab penyakit, yaitu gangguan dalam pergaulan. Dan pergaulan telah dimulai sejak bayi dilahirkan. Lukman, Berger menjelaskan bahwa menjadi tua merupakan beban bagi banyak orang, karena pertambahan umur disertai dengan kehilangan banyak peranan. Sedangkan Ruddock (dalam Roles and Relationship) berpendapat, bahwa hidup sosial merupakan aktivitas orang yang membutuhkan peranan, dan mencari orang yang bersedia memainkan peranan yang komplementer (Anna A., M.Sidharta, dan M.A.W. Brouwer, 1980).

Forum K. menjelaskan, bahwa penelitian di Inggris mengungkapkan, usia paruh baya adalah usia yang paling sering merasa kesepian. Lebih dari sekitar 75% orang dewasa merasa kesepian, dengan rata-rata usia 40 tahun an adalah usia yang paling mengalami kesepian. Sebuah penelitian yang dilaporkan dalam Journal of Clinical Nursing meneliti sekitar 1300 orang dengan kisaran usia di atas 18 tahun di Australia, menemukan bahwa rasa kesepian sangat jarang dijumpai pada usia remaja dan usia di atas 50 tahun. Hasil penelitian tersebut belum dapat dikatakan final, karena tak semua orang menganggap kesendirian atau kesepian itu sebagai hal yang negatif, bahkan ada beberapa orang yang memilih kesunyian sebagai bagian dari hidup mereka, seperti yang diungkapkan DR. Athur Cassidy dari Belfast Institute.

Survei tersebut menemukan bahwa mereka yang memiliki keyakinan iman yang kuat cenderung lebih suka hidup menyepi, tak peduli usia mereka. Dalam hal ini wanita yang menempati posisi paling banyak untuk memilih hidup membaktikan diri pada keyakinan mereka, dan sangat jarang sekali para wanita ini mengeluh dengan kesendirian mereka.

c. Bagaimana cara mengatasi agar tak merasa kesepian?

Dari tulisan di atas, dapat disimpulkan bahwa kesepian tak hanya melanda orang yang telah berumur tua. Bahkan bagi orang tua, yang memiliki iman kuat, dan membaktikan diri pada keyakinan mereka untuk menyepi, jarang mengeluh tentang kesendirian mereka.

Apa artinya?

Bahwa rasa sepi sangat dipengaruhi oleh sifat seseorang, dan adaptasi terhadap faktor lingkungan. Jika seseorang mempunyai sifat yang selalu menginginkan adanya orang lain, keinginan untuk mendapatkan peranan, maka risiko untuk kesepian akan lebih tinggi. Hal ini berbeda dengan orang yang supel (mudah berteman), mandiri, mempunyai keimanan dan keyakinan kuat, sehingga ada atau tiadanya teman tak ada pengaruhnya. Apalagi jika orang tersebut mempunyai hobi dan bisa menyibukkan diri sendiri, seperti membaca, menulis, aktif pada kegiatan sosial, dsb nya. Hal ini terlihat, mengapa dari hasil penelitian, rasa kesepian sangat jarang dijumpai pada usia remaja dan di atas usia 50 tahun.

Usia remaja adalah masa-masa sangat senang bergaul bersama teman, sedang usia di atas 50 tahun, pada umumnya telah siap dengan apa yang akan dilakukan pada masa usia pensiun. Walau demikian tak berarti usia remaja dan usia di atas 50 tahun tak ada yang mengalami rasa kesepian.

Apa yang sebaiknya dilakukan agar tak terserang rasa kesepian?

1. Melakukan kesibukan sesuai hobi, karena kesibukan yang dilakukan sesuai hobi akan mendorong rasa gembira.

2. Melakukan aktifitas yang tak selalu tergantung ada tidaknya orang lain, seperti: membaca, menulis, berkebun dsb nya

3. Ikhlas dalam melakukan sesuatu. Apabila sesuatu dilakukan secara ikhlas, apapun hasilnya, tidak akan membuat penyesalan.

Pengertian Ketidakpastian

Ketidakpastian adalah konsep risiko yang sangat inti. Kita dapat mengatakan bahwa konsep ketidakpastian mengimplikasikan keraguan mengenai masa yang akan datang yang didasari pada kekurangan dan ketidaksempurnaan pengetahuan. Jika kita mengetahui apa yang akan terjadi, maka risiko tidak akan pernah menjadi risiko. Kita akan mengatahui jika kendaraan kita akan mengalami kecelakaan, rumah kita akan terbakar, atau kita akan mengalami gangguan kesehatan yang membutuhkan biaya besar, atau pencuri akan masuk ke rumah kita. Namun sayangnya kita tidak mengetahui hal-hal yang demikian dan oleh karenanya kita senantiasa berada dalam ketidakpastian atau lingkungan yang berisiko.

Pada intinya, terdapat 4 komponen risiko yang kesemuanya berada dalam ketidakpastian (uncertainty, Yaitu:

• Komponen sumber daya atau resources. Baik Sumber daya alam, manusia, keuangan, dan lain sebagainya.

• Komponen peristiwa atau perils yang mengancam. Misalnya Kebakaran, Tabrakan, Banjir, Gempa bumi dan peril-peril lainnya.

• Komponen akibat atau consequences dari hal-hal tersebut.

• Komponen hazards atau faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan terjadi/tidaknya peristiwa yang mempengaruhi tinggi/rendahnya akibat (ada physical hazards dan moral hazards)

Setelah melihat keempat komponen risiko yang penuh ketidakpastian tersebut, secara rasional harus dilakukan apa yang dinamakan dengan manajemen risiko, untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi dan berdampak fatal.

Pada pembahasan berikutnya, kita akan membahas hubungan antara Tingkat Keparahan Resiko (Severity), dan Frekuensi terjadinya resiko.

Penyebab Terjadinya Ketidakpastian

Orang yang pikirannya terganggu tidak dapat berpikir secara teratur, apalagi mengambil kesimpulan. Dalam berpikir, manusia selalu menerima rangsang-rangsang lain, sehingga jalan pikirannya menjadi kacau oleh rangsang-rangsang baru. Kalau toh ia dapat berpikir baik akan memakan waktu yang cukup lama dan sukar. Beberapa sebab orang tak dapat berpikir dengan pasti ialah:

1. Obsesi
Gejala neurosa jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus-menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau sebab-sebabnya tak diketahui oleh penderita. Misalnya, selalu berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan dia.

2. Phobia
Rasa ketakutan yang tak terkendali, tidak normal, kepada sesuatu hal atau kejadian tanpa diketahui sebab-sebabnya.

3. Kompulasi
Adanya keragu-raguan tentang apa yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak disadari melakukan perbuatan yang serupa berkali-kali.

4. Histeria
Neorosa jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, sugesti dari sikap orang lain.

5. Delusi
Pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan suatu keyakinan palsu. Delusi ada tiga macam, yaitu:
a) Delusi persekusi = Menganggap keadaan sekitarnya jelek.
b) Delusi keagungan = Menganggap dirinya orang penting dan besar.
c) Delusi melancholis = Merasa dirinya bersalah, hina, dan berdosa.

6. Halusinasi
Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindera. Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang mabuk atau pemakai obat bius. Kadang-kadang karena halusinasi, orang merasa mendapat tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan dasarnya, sehingga dengan timbulnya halusinasi dorongan-dorongan itu menemukan sasarannya.

7. Keadaan emosi
Dalam keadaan tertentu seseorang sangat berpengaruh oleh emosinya. Ini nampak pada keseluruhan pribadinya, antara lain gangguan pada nafsu makan, pusing-pusing, muka merah, nadi cepat, keringat, tekanan darah tinggi/lemah. Sikapnya dapat apatis atau terlalu gembira dengan gerakan lari-larian, nyanyian, ketawa atau berbicara. Sikap ini dapat pula berupa kesedihan menekan, tidak bernafsu, tidak bersemangat, gelisah, resah, suka mengeluh, tidak mau berbicara, diam seribu bahasa, termenung, dan menyendiri.

Usaha-Usaha Mengatasi Ketidakpastian

1. Untuk dapat menyembuhkan keadaan itu tergantung kepada mental penderita. Andaikata penyebab sudah diketahui, kemungkinan juga tidak dapat sembuh. Bila hal itu terjadi, maka jalan yang paling baik bagi penderita ialah diajak atau pergi sendiri ke psikolog.

2. Bila penyebabnya itu jelas, misalnya rindu, obatnya mudah, yaitu dipertemukan dengan orang yang dirindukan.

3. Phobia atau jenis takut bisa dilatih dari sedikit, sehingga tidak takut lagi.

4. Orang yang bersikap sombong atau angkuh,bila mengalami musibah baru berkurang kesombongannya, tetapi mungkin tidak. Andaikata mereka sadar, kesembuhan itu adalah karena pengalaman. Jadi yang menyembuhkan adalah masyarakat sekitarnya dan dirinya sendiri.

sumber : http://yanezzcihuy.wordpress.com/2011/03/23/manusia-dan-kegelisahan/ . http://duniaasuransi.blogspot.com/2008/07/arti-konsep-resiko-dan-ketidak-pastian.html . http://denis-exavro.blogspot.com/2010/06/kesepian.html . http://edratna.wordpress.com/2007/10/18/rasa-kesepian-bagaimana-mengatasinya/ . http://roed1.blogspot.com/2010/04/manusia-dan-kegelisahan.html . http://chandra526.blogspot.com/2011/04/manusia-kegelisahan-sebab-orang.html . http://danprihono.blogspot.com/2011/04/manusia-dan-kegelisahan.html


Opini

NAMA : RADINA DWI SATRIA
KELAS : 1IA09
NPM : 55410524

BAB V (MANUSIA & KEGELISAHAN)

PENGERTIAN KEGELISAHAN

Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan menipakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa kawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.

Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak-gerik itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan mundar-mandir dalam ruang tertentu sambil menundukkan kepala; memandang jauh ke depan sambil mengepal-ngeapalkan tangannya; duduk termenung sambil memegang kepalanya; duduk dengan wajah munmg atau sayu, malas bicara; dan lain-lain.

Kegelisahan menipakan salah satu elcspirsi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekawatiran ataupun ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, behwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tecapai.

Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan kenyataan (obyektit), kecemasan neorotfic dan kecemasan moril.


Menyebutkan 3 Macam Kecemasan yang Menimpa Manusia

Kecemasan neorotis (syaraf)

Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut Sigmund Freud, kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni :

(1) Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan. Kecemasan timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri, atau takut akan id-nya sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari seseorang yang gelisah, yang selalu mengira bahwa seseuatu yang hebat akan terjadi.

Kecemasan obyektif

Kecemasan tentang kenyataan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada dekat dengan benda-benda tertentu atau keadaan tertentu dari lingkungannya.

kecemasan moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang.Tiap pribadi memiliki
bennacam-macam emosi antara lain: hi, benci, dendam, dengki, marah, gelisah, cinta, rasa kurang.

Rasa iri, benci, dengki, dendam itu merupakan sebagian dari pemyataan individu secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat. Oleh karena itu sering alasan untuk iri, benci, dengki itu kurang dapat dipahami orang lain.

Sifat-sifat seperti itu adalah sifat yang tidak terpuji, bahkan mengakibatkan manusia akan merasa khawatir, takut, cemas, gelisah dan putus asa. Misalnya seseorang yang merasa dirinya kurang cantik, maka dalam pergaulannya ia terbatas kalau tidak tersisihkan, sementara itu ia pun tidak berprestasi dalam berbagai kegiatan, sehingga kawan-kawannya lebih dinilai sebagai lawan. Ketidakmampuannya menyamai kawan-kawannya demikian menimbulkan kecemasan moril.
Sebab-Sebab Orang Gelisah

1. Gelisah terhadap dosa-dosa dan pelanggaran ( yang telah dilakukan )
2. Gelisah terhadap hasil kerja ( tidak memenuhi kepuasan spiritual)
3. Takut akan kehilangan milik ( harta dan jabatan )
4. Takut menghadapi keadaan masa depan ( yang tidak disukai )

Apabila di kaji, sebab sebab orang gelisah adalah karena mereka takut kehilangan berbagai macam haknya seperti hak untuk hidup, hak milik, hak memperoleh perlindungan dan lain-lain.

Usaha-Usaha Mengatasi Kegelisahan



Mengatasi kegelisahan ini pertama-tama harus mulai dari kita sendiri, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga segala kesulitan kita atasi.

Contoh :
Dokter yang menghadapi istri dan anaknya yang sedang sakit, justru tidak dapat merasa tenang, karena ada ancaman terhadap haknya. Dokter tidak dapat berbuat apa-apa bila menghadapi keluarganya yang sakit, karena merasa khawatir. Dalam hal ini dokter itu harus bersikap seperti menghadapi pasien yang bukan keluarganya.
Untuk mengatasi kegelisahan yang paling ampuh kita memasrahkan diri kepada Tuhan. Kita pasrahkan nasib kita sepenuhnya kepadaNya, kita harus percaya bahwa Tuhanlah Maha kuasa, maha Pengasih, Maha penyanyang dan Maha Pengampun.

Pengertian Keterasingan

Keterasingan kadang dianggap kurang lebih sama dengan penyimpangan. Kita dapat mengatakan bahwa orang menyimpang itu, misalnya : “ siswa sekolah menengah pertama itu yang hobinya tauran”, adalah terasing dalam masyarakatnya, ia gagal mengidentifikasi diri mereka dengan masyarakatnya dan gagal menrima tanggung jawabnya sebagai anggota masyarakat. Maksudnya adalah ia terasing karena tidak bisa menyesuaikan diri dengan masyarakat. Dan orang - orang yang dapat menyesuaikan diri adalah orang orang yang patuh. Gambaran tentang penyimpangan itu adalah hal buruk kalau cara pandang kita terhadap penyimpangan atau keterasingan seperti ini.

Jika dilihat dari sudut peranan maka keterasingan hanya terjadi ketika orang orang terpaksa untuk menerima peranan peranan yang telah disiapkan oleh mereka dan mengajukan banyak kata tanay dalam dirinya, apakah system politik ini dapat memberikan keuntungan keuntungan yang mereka harapkan. Pengertian seperti ini berlawanan dengan pengertian keterasingan menurut tradisi Marx. Menurut tradisinya, masyarakat dimana setiap orang mau menyesesuaikan diri dengan peranan dalam system politik yang ada, setiap orang memenuhi tuntutan system tersebut, adalah justru suatu masyarakat terasing. Alasannya adalah karena dengan cara itu pelaksanaan kegiatan politik menjadi terpisahkan dari keputusan masing masing individu dan diserahkan pada mekanisme pelaksanaan yang impresional dari suatu system politik. Keterasingan terjadi saat system system tersebut berhadapan dengan orang sebagai kekuatan luar yang tidak dapat dikendalikan oleh system system tersebut.

Partai dilihat sebagai kekuatan yang impresional, berada diatas anggota anggotanya sebagai individu. Partai sebagai suatu organisasi adalah tidak lebih dari hubungan sosial antara anggota anggotanya. Marx menyebutkan keterasingan terdiri dari elemen yakni keterasingan pekerja dari produksi yang dihasilkannya, keterasingan pekerja dari produktifnya sehingga kegiatannya sendiri menjadi suatu kegiatan yang terasing sehingga tanpa disadari pekerja tersebut mengasingkan dari dirinya sendiri.


Pengertian Kesepian


Kesepian merupakan kondisi yang tidak menyenangkan, dan berdasarkan pengalaman berhubungan dengan tidak mencukupinya kebutuhan akan bentuk hubungan yang akrab atau intimasi (Sullivan dalam perlman & Peplau, 1982). Sermat (dalam Peplau & Perlman, 1982) berpendapat bahwa kesepian merupakan hasil dari interpretasi dan evaluasi individu terhadap hubungan sosial yang dianggap tidak memuaskan. Orang akan merasa kesepian bila intensitas hubungan social yang diharapkannya tidak sesuai atau kurang dari apa yang merupakan kenyataannya. Sedangkan Peplau dan Perlman (1982) mendifinisikan kesepian sebagai pengalaman yang tidak menyenangkan, yang terjadi ketika hubungan social individu tidak berjalan sesuai yang diharapkannya. Young (dalam Perlman & Peplau, 1982) menyatakan bahwa kesepian merupakan respon individu atas ketidakhadiran yang dirasa sangat penting dari social reinforcement.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kesepian adalah keadaan yang diakibatkan oleh perasaan tidak pernuhi kebutuhan keakraban, adanya hasil persepsi dan evaluasi hubungan social yang kurang memuaskan, dan kurang adanya reinforcement sosial. Karakteristik Kesepian Fromm-Reichman, Lopata, dan Young (dalam Yuniarti, 2002) menyebutkan karakteritik kesepian adalah sebagai berikut: tidak terpenuhinya kebutuhan akan keakraban, hasil persepsi dan evaluasi hubungan sosial yang kurang memuaskan, kurang adanya reinforcement sosial.

3 Penyebab Terjadinya Kesepian

a. Merasa sepi di tengah keramaian?

Apakah anda pernah merasa kesepian, padahal anda sedang di tengah keramaian, sedang berjalan-jalan di Mal, menghadiri suatu seminar, atau sedang sibuk bekerja dikejar dead line? Pernahkah anda merasa sendiri, tak ada teman untuk berbagi, atau betul-betul ingin lari dari situasi saat ini yang terasa menekan? Jika anda mempunyai perasaan seperti tersebut, berhati-hatilah, karena rasa kesepian dapat merusak kesehatan (Forum Keadilan, 2007).

Kesepian merupakan salah satu bentuk kesedihan. Kesepian menurut ilmu psikologi merupakan perasaan terkucil, penuh kesedihan karena merasa dirinya hanya hanya hidup seorang diri. Rasa sepi ini berasal dari hati, sehingga lingkungan pekerjaan yang sibuk dan teman-teman di sekelilingpun, tak akan mampu mengusir rasa sepi (Forum Keadilan, 2007). Selanjutnya dijelaskan pula, bahwa rasa kesepian ini banyak melanda wanita karir dan profesional muda.

b. Kesepian dilihat dari sudut kesehatan.

Dalam ilmu psikoterapi, hanya ada satu penyebab penyakit, yaitu gangguan dalam pergaulan. Dan pergaulan telah dimulai sejak bayi dilahirkan. Lukman, Berger menjelaskan bahwa menjadi tua merupakan beban bagi banyak orang, karena pertambahan umur disertai dengan kehilangan banyak peranan. Sedangkan Ruddock (dalam Roles and Relationship) berpendapat, bahwa hidup sosial merupakan aktivitas orang yang membutuhkan peranan, dan mencari orang yang bersedia memainkan peranan yang komplementer (Anna A., M.Sidharta, dan M.A.W. Brouwer, 1980).

Forum K. menjelaskan, bahwa penelitian di Inggris mengungkapkan, usia paruh baya adalah usia yang paling sering merasa kesepian. Lebih dari sekitar 75% orang dewasa merasa kesepian, dengan rata-rata usia 40 tahun an adalah usia yang paling mengalami kesepian. Sebuah penelitian yang dilaporkan dalam Journal of Clinical Nursing meneliti sekitar 1300 orang dengan kisaran usia di atas 18 tahun di Australia, menemukan bahwa rasa kesepian sangat jarang dijumpai pada usia remaja dan usia di atas 50 tahun. Hasil penelitian tersebut belum dapat dikatakan final, karena tak semua orang menganggap kesendirian atau kesepian itu sebagai hal yang negatif, bahkan ada beberapa orang yang memilih kesunyian sebagai bagian dari hidup mereka, seperti yang diungkapkan DR. Athur Cassidy dari Belfast Institute.

Survei tersebut menemukan bahwa mereka yang memiliki keyakinan iman yang kuat cenderung lebih suka hidup menyepi, tak peduli usia mereka. Dalam hal ini wanita yang menempati posisi paling banyak untuk memilih hidup membaktikan diri pada keyakinan mereka, dan sangat jarang sekali para wanita ini mengeluh dengan kesendirian mereka.

c. Bagaimana cara mengatasi agar tak merasa kesepian?

Dari tulisan di atas, dapat disimpulkan bahwa kesepian tak hanya melanda orang yang telah berumur tua. Bahkan bagi orang tua, yang memiliki iman kuat, dan membaktikan diri pada keyakinan mereka untuk menyepi, jarang mengeluh tentang kesendirian mereka.

Apa artinya?

Bahwa rasa sepi sangat dipengaruhi oleh sifat seseorang, dan adaptasi terhadap faktor lingkungan. Jika seseorang mempunyai sifat yang selalu menginginkan adanya orang lain, keinginan untuk mendapatkan peranan, maka risiko untuk kesepian akan lebih tinggi. Hal ini berbeda dengan orang yang supel (mudah berteman), mandiri, mempunyai keimanan dan keyakinan kuat, sehingga ada atau tiadanya teman tak ada pengaruhnya. Apalagi jika orang tersebut mempunyai hobi dan bisa menyibukkan diri sendiri, seperti membaca, menulis, aktif pada kegiatan sosial, dsb nya. Hal ini terlihat, mengapa dari hasil penelitian, rasa kesepian sangat jarang dijumpai pada usia remaja dan di atas usia 50 tahun.

Usia remaja adalah masa-masa sangat senang bergaul bersama teman, sedang usia di atas 50 tahun, pada umumnya telah siap dengan apa yang akan dilakukan pada masa usia pensiun. Walau demikian tak berarti usia remaja dan usia di atas 50 tahun tak ada yang mengalami rasa kesepian.

Apa yang sebaiknya dilakukan agar tak terserang rasa kesepian?

1. Melakukan kesibukan sesuai hobi, karena kesibukan yang dilakukan sesuai hobi akan mendorong rasa gembira.

2. Melakukan aktifitas yang tak selalu tergantung ada tidaknya orang lain, seperti: membaca, menulis, berkebun dsb nya

3. Ikhlas dalam melakukan sesuatu. Apabila sesuatu dilakukan secara ikhlas, apapun hasilnya, tidak akan membuat penyesalan.

Pengertian Ketidakpastian

Ketidakpastian adalah konsep risiko yang sangat inti. Kita dapat mengatakan bahwa konsep ketidakpastian mengimplikasikan keraguan mengenai masa yang akan datang yang didasari pada kekurangan dan ketidaksempurnaan pengetahuan. Jika kita mengetahui apa yang akan terjadi, maka risiko tidak akan pernah menjadi risiko. Kita akan mengatahui jika kendaraan kita akan mengalami kecelakaan, rumah kita akan terbakar, atau kita akan mengalami gangguan kesehatan yang membutuhkan biaya besar, atau pencuri akan masuk ke rumah kita. Namun sayangnya kita tidak mengetahui hal-hal yang demikian dan oleh karenanya kita senantiasa berada dalam ketidakpastian atau lingkungan yang berisiko.

Pada intinya, terdapat 4 komponen risiko yang kesemuanya berada dalam ketidakpastian (uncertainty, Yaitu:

• Komponen sumber daya atau resources. Baik Sumber daya alam, manusia, keuangan, dan lain sebagainya.

• Komponen peristiwa atau perils yang mengancam. Misalnya Kebakaran, Tabrakan, Banjir, Gempa bumi dan peril-peril lainnya.

• Komponen akibat atau consequences dari hal-hal tersebut.

• Komponen hazards atau faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan terjadi/tidaknya peristiwa yang mempengaruhi tinggi/rendahnya akibat (ada physical hazards dan moral hazards)

Setelah melihat keempat komponen risiko yang penuh ketidakpastian tersebut, secara rasional harus dilakukan apa yang dinamakan dengan manajemen risiko, untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi dan berdampak fatal.

Pada pembahasan berikutnya, kita akan membahas hubungan antara Tingkat Keparahan Resiko (Severity), dan Frekuensi terjadinya resiko.

Penyebab Terjadinya Ketidakpastian

Orang yang pikirannya terganggu tidak dapat berpikir secara teratur, apalagi mengambil kesimpulan. Dalam berpikir, manusia selalu menerima rangsang-rangsang lain, sehingga jalan pikirannya menjadi kacau oleh rangsang-rangsang baru. Kalau toh ia dapat berpikir baik akan memakan waktu yang cukup lama dan sukar. Beberapa sebab orang tak dapat berpikir dengan pasti ialah:

1. Obsesi
Gejala neurosa jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus-menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau sebab-sebabnya tak diketahui oleh penderita. Misalnya, selalu berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan dia.

2. Phobia
Rasa ketakutan yang tak terkendali, tidak normal, kepada sesuatu hal atau kejadian tanpa diketahui sebab-sebabnya.

3. Kompulasi
Adanya keragu-raguan tentang apa yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak disadari melakukan perbuatan yang serupa berkali-kali.

4. Histeria
Neorosa jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, sugesti dari sikap orang lain.

5. Delusi
Pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan suatu keyakinan palsu. Delusi ada tiga macam, yaitu:
a) Delusi persekusi = Menganggap keadaan sekitarnya jelek.
b) Delusi keagungan = Menganggap dirinya orang penting dan besar.
c) Delusi melancholis = Merasa dirinya bersalah, hina, dan berdosa.

6. Halusinasi
Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindera. Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang mabuk atau pemakai obat bius. Kadang-kadang karena halusinasi, orang merasa mendapat tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan dasarnya, sehingga dengan timbulnya halusinasi dorongan-dorongan itu menemukan sasarannya.

7. Keadaan emosi
Dalam keadaan tertentu seseorang sangat berpengaruh oleh emosinya. Ini nampak pada keseluruhan pribadinya, antara lain gangguan pada nafsu makan, pusing-pusing, muka merah, nadi cepat, keringat, tekanan darah tinggi/lemah. Sikapnya dapat apatis atau terlalu gembira dengan gerakan lari-larian, nyanyian, ketawa atau berbicara. Sikap ini dapat pula berupa kesedihan menekan, tidak bernafsu, tidak bersemangat, gelisah, resah, suka mengeluh, tidak mau berbicara, diam seribu bahasa, termenung, dan menyendiri.

Usaha-Usaha Mengatasi Ketidakpastian

1. Untuk dapat menyembuhkan keadaan itu tergantung kepada mental penderita. Andaikata penyebab sudah diketahui, kemungkinan juga tidak dapat sembuh. Bila hal itu terjadi, maka jalan yang paling baik bagi penderita ialah diajak atau pergi sendiri ke psikolog.

2. Bila penyebabnya itu jelas, misalnya rindu, obatnya mudah, yaitu dipertemukan dengan orang yang dirindukan.

3. Phobia atau jenis takut bisa dilatih dari sedikit, sehingga tidak takut lagi.

4. Orang yang bersikap sombong atau angkuh,bila mengalami musibah baru berkurang kesombongannya, tetapi mungkin tidak. Andaikata mereka sadar, kesembuhan itu adalah karena pengalaman. Jadi yang menyembuhkan adalah masyarakat sekitarnya dan dirinya sendiri.

sumber : http://yanezzcihuy.wordpress.com/2011/03/23/manusia-dan-kegelisahan/ . http://duniaasuransi.blogspot.com/2008/07/arti-konsep-resiko-dan-ketidak-pastian.html . http://denis-exavro.blogspot.com/2010/06/kesepian.html . http://edratna.wordpress.com/2007/10/18/rasa-kesepian-bagaimana-mengatasinya/ . http://roed1.blogspot.com/2010/04/manusia-dan-kegelisahan.html . http://chandra526.blogspot.com/2011/04/manusia-kegelisahan-sebab-orang.html . http://danprihono.blogspot.com/2011/04/manusia-dan-kegelisahan.html


Opini

Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan menipakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa kawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.

Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak-gerik itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan mundar-mandir dalam ruang tertentu sambil menundukkan kepala; memandang jauh ke depan sambil mengepal-ngepalkan tangannya; duduk termenung sambil memegang kepalanya; duduk dengan wajah munmg atau sayu, malas bicara; dan lain-lain.

Kegelisahan menipakan salah satu elcspirsi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekawatiran ataupun ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, behwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tecapai.

Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan kenyataan (obyektit), kecemasan neorotfic dan kecemasan moril.
Apakah anda pernah merasa kesepian, padahal anda sedang di tengah keramaian, sedang berjalan-jalan di Mal, menghadiri suatu seminar, atau sedang sibuk bekerja dikejar dead line? Pernahkah anda merasa sendiri, tak ada teman untuk berbagi, atau betul-betul ingin lari dari situasi saat ini yang terasa menekan? Jika anda mempunyai perasaan seperti tersebut, berhati-hatilah, karena rasa kesepian dapat merusak kesehatan (Forum Keadilan, 2007).

Kesepian merupakan salah satu bentuk kesedihan. Kesepian menurut ilmu psikologi merupakan perasaan terkucil, penuh kesedihan karena merasa dirinya hanya hanya hidup seorang diri. Rasa sepi ini berasal dari hati, sehingga lingkungan pekerjaan yang sibuk dan teman-teman di sekelilingpun, tak akan mampu mengusir rasa sepi (Forum Keadilan, 2007). Selanjutnya dijelaskan pula, bahwa rasa kesepian ini banyak melanda wanita karir dan profesional muda.

b. Kesepian dilihat dari sudut kesehatan.

Dalam ilmu psikoterapi, hanya ada satu penyebab penyakit, yaitu gangguan dalam pergaulan. Dan pergaulan telah dimulai sejak bayi dilahirkan. Lukman, Berger menjelaskan bahwa menjadi tua merupakan beban bagi banyak orang, karena pertambahan umur disertai dengan kehilangan banyak peranan. Sedangkan Ruddock (dalam Roles and Relationship) berpendapat, bahwa hidup sosial merupakan aktivitas orang yang membutuhkan peranan, dan mencari orang yang bersedia memainkan peranan yang komplementer (Anna A., M.Sidharta, dan M.A.W. Brouwer, 1980).

Forum K. menjelaskan, bahwa penelitian di Inggris mengungkapkan, usia paruh baya adalah usia yang paling sering merasa kesepian. Lebih dari sekitar 75% orang dewasa merasa kesepian, dengan rata-rata usia 40 tahun an adalah usia yang paling mengalami kesepian. Sebuah penelitian yang dilaporkan dalam Journal of Clinical Nursing meneliti sekitar 1300 orang dengan kisaran usia di atas 18 tahun di Australia, menemukan bahwa rasa kesepian sangat jarang dijumpai pada usia remaja dan usia di atas 50 tahun. Hasil penelitian tersebut belum dapat dikatakan final, karena tak semua orang menganggap kesendirian atau kesepian itu sebagai hal yang negatif, bahkan ada beberapa orang yang memilih kesunyian sebagai bagian dari hidup mereka, seperti yang diungkapkan DR. Athur Cassidy dari Belfast Institute.

Survei tersebut menemukan bahwa mereka yang memiliki keyakinan iman yang kuat cenderung lebih suka hidup menyepi, tak peduli usia mereka. Dalam hal ini wanita yang menempati posisi paling banyak untuk memilih hidup membaktikan diri pada keyakinan mereka, dan sangat jarang sekali para wanita ini mengeluh dengan kesendirian mereka.

c. Bagaimana cara mengatasi agar tak merasa kesepian?

Dari tulisan di atas, dapat disimpulkan bahwa kesepian tak hanya melanda orang yang telah berumur tua. Bahkan bagi orang tua, yang memiliki iman kuat, dan membaktikan diri pada keyakinan mereka untuk menyepi, jarang mengeluh tentang kesendirian mereka.

Apa artinya?

Bahwa rasa sepi sangat dipengaruhi oleh sifat seseorang, dan adaptasi terhadap faktor lingkungan. Jika seseorang mempunyai sifat yang selalu menginginkan adanya orang lain, keinginan untuk mendapatkan peranan, maka risiko untuk kesepian akan lebih tinggi. Hal ini berbeda dengan orang yang supel (mudah berteman), mandiri, mempunyai keimanan dan keyakinan kuat, sehingga ada atau tiadanya teman tak ada pengaruhnya. Apalagi jika orang tersebut mempunyai hobi dan bisa menyibukkan diri sendiri, seperti membaca, menulis, aktif pada kegiatan sosial, dsb nya. Hal ini terlihat, mengapa dari hasil penelitian, rasa kesepian sangat jarang dijumpai pada usia remaja dan di atas usia 50 tahun.

Usia remaja adalah masa-masa sangat senang bergaul bersama teman, sedang usia di atas 50 tahun, pada umumnya telah siap dengan apa yang akan dilakukan pada masa usia pensiun. Walau demikian tak berarti usia remaja dan usia di atas 50 tahun tak ada yang mengalami rasa kesepian.

Apa yang sebaiknya dilakukan agar tak terserang rasa kesepian?

1. Melakukan kesibukan sesuai hobi, karena kesibukan yang dilakukan sesuai hobi akan mendorong rasa gembira.

2. Melakukan aktifitas yang tak selalu tergantung ada tidaknya orang lain, seperti: membaca, menulis, berkebun dsb nya

3. Ikhlas dalam melakukan sesuatu. Apabila sesuatu dilakukan secara ikhlas, apapun hasilnya, tidak akan membuat penyesalan.