NAMA : RADINA DWI SATRIA
KELAS : 1IA09
NPM : 55410524
BAB III (Manusia & Penderitaan)
Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir dari batin, atau lahir batin. Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang di anggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Pendertiaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan "risiko" hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesediahan yang kadang-kadang bermakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan darinya. Untuk itu pada umumnya manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya, hanya saja mampukah manusia menangkap atau tanggap terhadap peringatan yang diberikaannya. Tanda atau mengetahui melalui membaca koran tentang terjadinya pernderitaan. Kepada manusia sebagai homo religius tuhan telah memberikannya.
Siksaan
Siksaan dapat di artikan sebagai siksaan badan atu jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbulah penderitaan. Siksaan yang sifaatnya psikis bisa berupa : kebimbangan, kesepian, ketakutan. Ketakutan yang berlebih-lebihan yang tidak pada tempatnya disebut phobia. Banyak sebab yang memnjadikan seseorang merasa ketakutan antara lain : claustrophobia dan agoraphobia, gamang, ketakutan, keakitan, kegagalan. Para ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah laku percaya bahwa suatu phobia adalah problemnya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli setuju bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena si penderita hidup dalam keadaan ketakutan terus menerus, membuat keadaan si penderita sepuluh keadaan si penderita sepuluh kali lebih parah.
Siksaan yang Sifatnya Psikis
Kebimbangan dialami oleh sesorang bila ia pada suatu saat yang tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan di ambil. Misalnya pada suatu saat apakah seseorang yang bimbang itu pergi atau tidak, siapakah kawannya yang akan menjadi pacar tetapnya. Akibat dari kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu, sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Bagi orang yang lemah berfikirnya, masalah kebimbangan akan lama di alami, sehingga siksaan itu bekerpanjanan. Tetapi bagi orang yang kuat berfikirnya ia akan cepat mengambil suatu keputusan, sehingga kembimbangan akan cepat dapat diatasi.
Kesepian dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya atau jiwanya, walaupun ia dalam lingkungan orang ramai, kesepian ini tidak boleh di campur adukkan dengan keadaan sepi seperti yang dialami oleh betapa atau biarawan yang tinggalnya ditempat yang sepi. Tempat merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dialami seseorang.
Seperti hanya kebimbangan, kesepian perlu cepat diatasi agar seseorang jangan terus menerus merasakan penderitaan batin, sebagai homo socius, seseorang perlu kawan, maka untuk mengalahan rasa kesepian orang perlu cepat macari kawan yang dapat diajak untuk berkomunikasi. Pada umumnya orang yang dapat dijadikan kawan duka adalah orang yang dapat mengerti dan mnghayati kesepian yang dialami oleh sahabatnya itu, selain mencari kawan, seseorang juga perlu mengisi waktunya dengan suatu kesibukan, khususnya yang dapat bersifat fisik, sehingga rasa kesepian tidak memperoleh tempat dan waktu dalam dirinya.
Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Pada umunya orang memiliki satu atau lebih pobia ringan seperti takut pada tikut, ular, serangga dan lain sebagainya. Tetapi pada sementara orang ketakutan itu sedemikian hebatnya segingga sangat mengganggu. Seperti pada kesepian, ketakutan dapat juga timbul atau dialami seseorang walaupun lingkungannya ramai, sebab ketakutan merupakan hal yang sifatnya psikis.
Pengertian Keterbelakangan Mental
Definisi dari keterbelakangan mental yaitu keterbelakangan mental bisa disebut juga dengan kata (Retardasi Mental, RM) adalah suatu keadaan yang ditandi dengan fungsi kecerdasan umum yang berada dibawah rata-rata disertai dengan berkurangnya kemampuan untuk menyesuaikan diri (berperilaku adaptif), yang mulai timbul sebelum usia 18 tahun.
orang-orang yang secara mental mengalami keterbelakangan, memiliki perkembangan kecerdasan(intelektual) yang lebih rendah dan mengalami kesulitan dalam proses belajar serta adaptasi sosial. 3% dari jumlah penduduk mengalami keterbelakangan mental.
Istilah yang dipakai terhadap orang yang punya batasan tertentu dalam fungsi mental dan keterampilan komunikasi, menjaga diri sendiri, dan keterampilan sosial. Pembatasan ini akan menyebabkan anak belajar dan berkembang dengan lambat daripada anak lain. Anak dengan retardasi mental membutuhkan waktu lebih lama untuk berbicara, berjalan, dan menjaga kebutuhan personalnya seperti memakai baju dan makan. Mereka punya masalah belajar di sekolah, mereka akan belajar tetapi itu akan makan waktu lebih lama dan ada beberapa hal yang mereka tidak bisa pelajari. Retardasi Mental bukan penyakit. Kita tidak mendapatkan Retadasi Mental dari siapapun. juga bukan tipe sakit mental seperti depresi. Tidak ada obat untuk Retardasi mental. Namun, kebanyakan anak dapat belajar untuk melakukan banyak hal. Itu membutuhkan usaha dan waktu lebih dibandingkan yang lain.
Gejala-gejala Seseorang Mengalami Kekalutan
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kakalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang diatasi sehingga yang bersangkutan secara kurang wajar. Gejala-gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
a. Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung.
b. Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati , apatis, cemburu, mudah marah.
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
a. Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohaninya.
b. Usaha mempertahankan diri dengan negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara benahan dirinya salah, pada orang yang tidak menderita gantian kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
c. Kekalutan merupakan titik patah(mental breakdown)dan yang bersangkutan mengalami gangguan sebab-sebab timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut :
a. Kebribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna: hal-hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri yang secara berangsur-angsur akan menyudutkan kedudukannya dan menghancurkan mentalnya.
b. Terjadinya konflik sosial budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga ini tidak dapat menyesuaikan diri lagi, misalnya orang pedesaan yang berat menyesuaikan diri dengan kehidupan kota, orang yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dan masa jayanya dulu.
Sebutkan Tahap-tahap Gangguan Kejiwaan
Tahapan-tahapan pengaruh Setan terhadap manusia :
a. Usia tujuh sampai dia belas tahun.
Pengaruh setan terhadap manusia secara jelas dimulai pada usia tujuh tahun. Pada usia ini seorang anak kecil sudah mulai memiliki pemahaman dan pengertian yang bersifat parsial. Dia berusaha untuk berpikir dan menganalisis berbagai hal. Di sini setan datang dengan cara yang sama, yaitu dengan memunculkan suara-suara yang sama seperti yang ada dalam jiwa si anak dan mulai meniupkan was-wasahnya. Wasah setan terhadap anak-anak dalam kelompok umur ini berupa pikiran-pikiran yang Allah sebutkan dalam Alquran sebagai berikut :
Pertama, pikiran jahat(al,Su'). Di sini, dalam jiwanya, si anak mendengar pikiran-pikiran dan suara-suara yang mendengar pikiran-pikiran dan suara-suara yang mengatakn kepadanya untuk menyakitinya ana-anak yang lain, bahkan juga menyakiti dirinya sendiri. Kedua pikiran buruk berupa godaan yang di tiupkan setan agar si anak mengeluarkan kata-kata kotor dan buruk terhadap teman-temannya, dan keluarganya. Ketiga, menghakimi tuhan tanpa ilmu.
Dalam hal ini setan menggoda si anak untuk menanyakan dalam pikirannya terhadap sesuatu yang dia tidak pahami. Setan berusaha supaya si anak misalnya mempertanyakan dan memperolok sol-soal keagamaan yang sama sekali tidak dia mengerti. Dalam respon terhadap waswasah setan ini, anak-anak terbagi menjadi dua kelompok pertama, adalah kelompok yang memenuhi dan melakukan pikiran yang dibisikkan oleh setan sehingga mereka pun lalu menyakiti temannya atau mengeluarkan kata-kata kotor : kedua, adalah kelompok yang tidak melakukan apa yang dimaui oleh setan, akan tetapi mereka tidak mengetahui dari mana sumber pikiran-pikiran itu. Yang terjadi kemudian adalah anak-anak itu diliputi oleh kekhawatiran dan keresahan. Terhadap kelompok kedua itu, setan tidak kehabisan akal, ia lalu membisikkan pikiran-pikiran lain misalnya pikiran tentang nasib si anak yang tidak sama dengan anak-anak lainnya, atau meniupkan ketakutan-ketakutan terhadap banyak hal. Tidak jarang juga setan memasukkan pikiran kepada si anak dengan mengatakan bahwa jika dia(si anak) memegang benda tertentu maka ia akan mudah mengerjakan soal-soal ujian, atau menjadi orang yang bahagia. Pikiran-pikiran semacam inilah yang digunakan setan terhadap kaum pagan penyembah berhala, dengan mengatakan bahwa patung-patung itu akan memberikannya kebahagiaan hidup.
Sebab-sebab Timbul Kekalutan Mental:
1. Kebribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
2. Terjadinya konflik sosial budaya.
3. Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.
Proses Kekalutan Mental sebagai berikut :
1. Positif, bila trauma (luka jiwa) yang dialami seseorang jika di jawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup. Misalnya, melakukan shalat Tahajud bagi umat islam waktu malam hari untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi, atau melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam kehidupan(Dalam pepatah diatakan, hendaknya jatuh tupai janganlah sampai jatuh tapai!).
2. Negatif, bila trauma yang dialami tidak dapat dihilangkan, sehinggaa yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.
OPINI
Pendapat saya mengenai tentang materi manusia & penderitaan yaitu penderitaan bisa di bilang sebagai cobaan yang tidak terduga, mengapa di dunia ini ada sebuah penderitaan, karena Allah swt sudah membentuk sebuah keadilan yang datangnya tiba-tiba pada kehidupan manusia, penderitaan adalah sesuatu hal yang menyakitkan , karena penderitaan menyerang sesuatu yang tidak di perkenankan oleh manusia, penderitaan tersebut bisa juga datang dari manusia, pada halnya manusia yang ceroboh dalam memilih hidup, yang tidak memikirkan dirinya di masa yang akan datang, akan tetapi manusia bisa membenahi penderitaan tersebut jika manusia itu bisa berfikiran dewasa atau memiliki tujuan hidup yang baik. Banyak orang yang berkata bahwa menderita bisa saja di serang penyakit secara tiba-tiba, menderita karena di tinggal orang yang di kasihi, menderita karena ditolak saat menyatakan perasaan, menderita karena di tipu orang, menderita karena ketiban bencana alam, menderita karena perbuatannya yang tidak baik ketahuan orang lain, menderita karena diejek orang lain, menderita karena kemiskinan, dll. Terlintas dalm hal itu di pikiran kita, penderitaan adalah sesuatu yang sangat buruk, dan tidak ada positif-positifnya, tetapi ada juga hal yang positif yang di ambil dari penderitaan, namun sayangnya, tidak banyak orang yang melihat sisi positif ini. Jadi apa sisi positif dari penderitaan, sisi positifnya adalah ketika kita bisa memanfaatkan penderitaan yang kita alami untuk memotifasi kita untuk melakukan hal-hal yang positif dalam kehidupan kita.
sumber : http://dienfaqieh.wordpress.com/2010/11/17/alquran-dan-pengobatan-gangguan-psikologis-bagian-dua/ .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar